Jumat, 13 Januari 2012

Beramal lewat buku.


Gadis Try It
Beramal bukan cuma lewat sejumlah uang. Kita juga bisa beramal dengan memberikan buku atau saling berbagi buku lewat BookCrossing. Konsep saling bertukar buku ini dilakukan secara nggak langsung. Idenya pertama kali dicetuskan oleh Ron Hornbaker pada tahun 2001, lewat konsep make a whole world a library.

Di situs resminya (www.bookcrossing.com) tercatat sudah ada lebih dari 700 ribu orang yang aktif mengikuti BookCrossing. Kegiatan ini memungkinkan orang-orang yang nggak punya dana untuk beli buku, jadi bisa ikutan baca buku bagus.

1. Aturan mainnya adalah, sehabis menyelesaikan membaca sebuah buku, kita harus meninggalkan buku tersebut di tempat publik (misalnya di kafe atau restoran). Buku harus diusahakan berada dalam kondisi baik. Artinya, jangan sobek atau dicoret-coret. Jadi buku lama pun boleh di-cross, asal masih layak baca.

2. Orang yang meninggalkan buku tentu saja anonim, tapi biasanya di dalam buku itu akan ditinggalkan note buat orang yang nantinya mengambil, supaya meneruskan rantai BookCrossing setelah ia selesai membacanya.

3. Di situsnya, para member akan mencantumkan lokasi ditaruhnya berbagai buku yang sudah mereka baca. Kita tinggal mencari judul incaran kita, lalu segera menuju ke tempat tersebut sebelum si buku diambil orang.

4. Kalau mau, bagi member yang ingin melepas buku, bisa mendapatkan nomor BCID (BookCrossing ID) dan menuliskannya di buku tersebut. Nantinya, orang yang menemukan buku tersebut bisa memasukkan nomor BCID tersebut di situs, sehingga kita bisa tahu ke mana saja buku itu telah “berkelana”. Si penemu juga bisa menulis pengalamannya (misalnya, buku A ditemukan pada tanggal X di kafe Z).

5. Biar adil, jangan hanya menunggu suatu buku “dilepas” tanpa pernah ikut “menyumbang” buku. Kita juga harus berpartisipasi meninggalkan buku untuk orang lain, dong. Anggap saja kita sedang merekomendasikan buku keren untuk orang asing. (Serra)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar